Rabu, 01 Oktober 2014

Bukan Sebatas Kata


Hari ini kal pertamai aku menginjakan kaki di sekolah pindahanku ini, namaku Riris seharusnya aku masih duduk di kelas X sih tapi karena percepatan jadi aku sekarang duduk di kelas XI dan juga harus pindah sekolah karena tuntutan beasiswa. Maklumlah aku berasal dari keluarga kalangan menengah kebawah, Ayahku hanya sebagai salah satu karyawan di salah satu Villa dan ibuku hanya pedagang kecil – kecilan jadi kalau bukan karena beasiswa mungkin saja aku harus berenti sekolah.
Sekarang aku duduk di kelas XI IPA1 SMA N 108 Jakarta, pertama kali aku masuk sekolah memang sih beberapa anak terlihat heran dan sinis memandangku tapi beberapa hari kemudian keadaan mulai bisa ku kuasai. Aku mendapat 2 teman (Risa dan Miscale) yang memang dapat mengertiku, sekian bulan bersama mereka, keadaan mulai berubah dari sekedar teman menjadi sahabat.
Tidak seperti yang kalian bayangkan, mereka bukan sama seperti aku, mereka berdua terlahir di kalangaan keluarga menengah ke atas, tapi mereka mengerti dengan semua keadaan ku, mereka tak pernah  marah ataupun berkomentar lebih saat banyak dari tawaran mereka yang aku tolak, bukannya aku tak hargai tapi kalian tau sendiri aku ini bukan orang berdompet aku juga harus benar benar mengirit isi dompetku ini, tak sama seperti mereka yang kalangan redcarpet.
Hari ini kami mendapat undangan ke pesta ulang tahun salah satu anggota di kelas kami, sebelum berangkat  kami berkumpul di rumahnya Miscale, dandananku sederhana tanpa embel-embel apapun, bukannya karena aku males atau gimana, tapi memang inilah yang aku punya, karena melihat dandananku yang mungkin seperti anak pembantu yang mau pergi ke pasar dengan cepatnya mereka menarik tanganku dan langsung mengajaku ke kamarnya si tuan puteri Miscale.
Disini aku diperlakukan selayaknya puteri yang dirias
“Duh  Riris sayang kamu mau ke pesta atau kemana sih ? dandananmu kok hancur adur seperti ini ?” kata Risa
“Ia nih kamu tuh cantik kalo make over sedikit aja, pasti udah kaya piring yang di cuci pakek Sunlite” kata Miscale sambil nyengir
“kalian ini seperti gak tau keadaanku saja” sautku
“(dengan cepatnya ku ditarik mereka) Ayoo beraksi !!!” Kata mereka sambil tertawa
Sampai di kamarnya Miscale  aku duduk di depan meja rias yang sangat besar, mungkin bisa dibilang lebih besar dari almariku di rumah, Risa mendandaniku dari rambut sampai wajahku dan si Miscale yang lagi serius mengobrak abrik lemarinya hanya untuk mencarikanku baju, make over pun selesai dan sekarang waktunya berangkat, jujur ya ini untuk kali pertamanya aku berdandan seperti ini.
Ditengah pestanya Sini tak disengaja baju yang ku pakai kena tumpah minuman aku takut secera ini bukan bajuku, tapi salah dugaanku, ku kira Miscale bakalan marah eh ternyata engga, dia malah kepinjut sama cowo yang tadi numpahin minumannya ke baju yang ku pakai.
Mungkin memang ada kalanya persahabatan itu di uji oleh masalah, pria pada malam itu membuat kami semakin tak bisa terkendalikan, aku, Miscale dan Risa mulai memendam rasa sama pria itu, ini bukan salah kami tapi memang dasar pria itu play boy, bagaimana kami bisa mengelak dengan sosok pria tampan, tinggi, putih, dan berada, bukannya matre tapi rayuannya itu yang membuat kami seperti ini. Risa dan Miscale mulai debat karena saling berebut pria itu, bagaimana gak egois secara mereka memang pacar pria tampan yang bernama Doni itu.
Sudah beberapa hari Risa dan miscale tak saling sapa, mereka acuh selayaknya tak kenal, di pikiran mereka hanyalah “Risa perebut pacarku” dan begitu pula sebaliknya.
sampai satu hari aku pulang dari sekolah dan aku melihat si Doni lagi gandeng pacarnya di taman kota, tanpa pikir panjang segera ku ambil ponsel yang ada di saku belakang tasku dan ku ambil gambar mereka. Karena di ketahui oleh Doni aku cepat cepat lari dan tak sadar mobil telah menabrakku dari belakang, aku terpental dan keadaan yang cukup parah.
Kakiku patah dan kemungkinan tak dapat berjalan lagi,mataku buta,dan aku tidak dapat bicara lagi setelah kejadian itu cukup berat cobaan yang ku rasa, hari-hariku penuh dengan lamunan, sempat ku berfikir untuk berhenti sekolah tapi entah apa yang mendorong kedua sahabatku datang dan berkata “Sekarang kamilah kakimu, kamilah matamu, kamilah suaramu”

Dari hari itu, hari-hariku mulai bangkit, mereka selalu menyemangatiku, menghiburku dan menemaniku, sampai keadaanku pulih dan normal kembali.
Dan sejak hari itu pula aku menyadari bah
wa Sahabat itu bukan sebatas kata.

Jumat, 05 September 2014

Inilah cinta

Cowo : Sayang , lagi ngapain?
Cewe : Kepo banget si
Cowo : Kan aku pacar kamu sayang
Cewe : Yaudah trs kenapa?
Cowo : Gapapa sih , sayang ada waktu
ga
hari ini? Kita ketemuan yuk dicafe
*dicafe
(akhirnya cewe itu pun datang)
Cewe : Ngapain disuruh kesini?
Cowo : *ngasih kotak musik*
Cewe : Apaan coba ini !! Dikirain gue lo
mau
ngasih cincin eh gatau nya malah ini !
Gue
sih juga bisa beli !
Cowo : Itukan tanda cinta ga perlu
mahal
enggaknya sayang , terimalah *sambil
menaruh kotak musik itu ketangan
cewenya*
Cewe : Apaan! Ga romantis ! *sambil
melempar kotak musik itu kejalan raya*
Si cowo langsung berlari dan mengambil
kotak musik itu dijalan raya , tiba-tiba
mobil dgn kencangnya melaju dan
menabrak si cowo . Dan si cowo
terpental
jauh
Cewe : Sayang * :'(si cewe berlari ke
jalan
raya dan memeluk si cowo* dgn sisa
tenaga
si cowo bilang kepada si cewe "terima
lah
ini sayang" *sambil menyerahkan kotak
musik itu kepada si cewe* Dan si cewe
langsung menerimanya dan beberapa
detik
kemudian Tuhan berkehendak lain , dan
si
cowo pun pergi untuk selamanya
Lalu terdengar suara dari kotak musik
itu :
"will you marry me?" dan terbukalah
kotak
itu ada sebuah cincin emas . Si cewe
langsung nangis dan memeluk si cowo
yang
bergelimang darah ;'(
Kalau kamu suka dengan seseorang,
by : Ayugek AntariPutri

Kamis, 04 September 2014

Dygta 'Karena Ku Sayang Kamu'



Seandainya kau ada disini denganku
Mungkin ku takan sendiri
Bayanganmu yang selalu menemaniku hiasai malam sepiku
Ku ingin bersama dirimu, ku takan pernah berpaling darimu, walau kini kau jauh dariku
Kan selalu kun nanti karena ku sayang kamu.
Hati ini selalu memanggil namamu dengarlah melatiku,ku berjnji hanyalah untukmu cintaku takan pernah ada yang lain
Adakah rindu dihatimu seperti rindu yang kursa, sanggupkah ku terus terlena  tanpamu dsisi ku kan selalu menantimu
Seandainya kau ada disini denganku
Mungkin ku takan sendiri
Bayanganmu yang selalu menemaniku hiasai malam sepiku
Ku ingin bersama dirimu, ku takan pernah berpaling darimu, walau kini kau jauh dariku
Kan selalu kun nanti karena ku sayang kamu.
Kan selalu kun nanti karena ku sayang kamu.




Minggu, 31 Agustus 2014

Tawakal

Ini puisi nyata yang aku tulis pas lagi nangis,
ini puisi emang bener nyentuh hatiku


Saat seperti ini
Hanya sastra yang dapat menenangkan
Walau tetesan bening dari mata terus mengalir
Semua masalah ku tuang dalam kertas
Semua beban ku buang dengan pena
Ada kala ingin ku tutup usiaku
Tapi ku sadar itu salah
Ingin ku lari dari semua ini
Tapi ku sadar itu pengecut
Hanya kata sabar yang bisa ku ucap

Sabtu, 30 Agustus 2014

Bersama


Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus, adalah kita..
Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan

Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu......
Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu

Ah
Diluar itu pasir dan debu
Hanya angin meniup saja.........
Lalu hilang ntah kemana

Tapi
Kita tetap mencari, menari
Cuma kita yang tahu
Jiwa ini tandu, maka duduk saja
Semua....
Karena kita adalah satu

*Ayu P

Jumat, 29 Agustus 2014

A3 Ayu P, Ayu K , Arisma


Kamis, 28 Agustus 2014

Bunda

Kuabadikan kau dalam baris-baris puisi imi
Karena aku lahir
Dan sambungan demi sambungan nyawa
Dalam rahim kekalmu

Aku berani menguntai kata demi kata
Hanya karena tutur sapa dan senyum manismu
Tetesan demi tetesan keringat
Selalu kau abadikan
Hanya untuk mendidiku
Melihat, berkaya,hingga akupun berkarya

Bunda..
Aku selalu menyertaimu dalam doaku
Hingga nanti suatu saat
Kau tak lagi memberiku pelukan hangat
Pengantar tidurku


*Horison - Sri wulandari

Waktu

Waktu ..
Aku tidak minta malam
Untuk melihat bintang di langit
Dan aku tidak minta senja
Untuk melihat indahnya sang mentari
Yang aku minta
Hanyalah Kasih Sayang Ibuku

Waktu..
Aku tidak minta kemarin
Untuk kenangan yang begitu indah
Dan aku tidak minta esok
Untuk harapan yang pasti
Yang kuminta hari ini
Bahwa aku sangat menyayangi Ibuku

*Horison - Nessa Selvia

Ku Belah Bulan Jadi Dua

Kubelah bulan jadi dua
Bintang jadi empat
Galaksi jadi delapan

Untuk disematkan ke dadamu
Agar terang mengubah
seluruh darah dan luruh ke arah pusarmu

Ku belah laut jadi dua (seperti musa)
Karang jadi empat
Gelombang jadi delapan

Ku sumbang padamu yang hampir padam
Supaya kau punya mimpi
Dan Kau tak ditinggal mimpi

*Horison

Pisau Sisilia

Bagaimana Benda itu bisa ada disana ?
sebilah pisau pendek bergagang hitam. Mata pisaunya melengkung berubah bentukm agak berkarat. Dan kilau gelap yang meragukan itu! Diatas itu wajah-wajah. pria itu, ketika ia memandang sekilas kedalam laci meaj dapur yang terbuka.
"Pisau Sisilia".
ia mencoba untuk tertawa, usahanya tidak banyak berhasil, di belakangnya seorang wanita "Apakah seseorang memberitahu itu pada kita?
Siapakah orang itu ? Apakah kamu ingat ?" Tidak pria itu tidak ingat. dan lagipula siapa yang memberikan pada mereka sebilah pisau tersebut,? sebagai sebuah hadiah juga. Endan mungkinan seorang telah menyelinap kesini? singgah sebentar dan kemudian dengan cepat menyelipkannya di dalam laci dengan diam diam ? Mengapa ? apa tujuannya ?
Di sekelilingnya , pisau, garpu sendok. Kelompok kelas yang terhormat. Lingkungan kelas yang lebih tinggi. Wadah yang terpisah setiap pisau, garpu dan sendok. Mereka tidak pernah bercampur  Namun tetap saja mereka tidak pernah saling melihat ke bawah. Tak ada yang semcam itu. Tak ada kerendahan hati.....


~~bersambung
*Horison

Rabu, 27 Agustus 2014

Karena Mereka


Tersenyum untuk mereka
Bahagia demi mereka
Tertawa untuk mereka

Saat bibir lelah
Saat mata terpejam
Saat telakhir melihat
Mereka ada

Tak lama nafas terhenti
Ketika aliran darah menyempit
Saat tak ada lagi senyum
Mereka ada

Aku ada
Aku bahagia
Aku tertawa
Karena Mereka

 by : Ayu P

Jumat, 22 Agustus 2014

Sahabat Hati


Aku ada..
Tapi tak dianggap mereka
Aku bersua..
Tapi tak di dengar mereka.
Aku diam..
Terasa Malam seperti siang

Banyak yang ingin ku bagikan
Tapi bukan mereka yang pantas mendapatkannya
Kini hanya bisa ku tahan
Semu ku simpan dalam hati mendalam..


Sepi dan hampa kini kulewati hari
Tanpa canda dan tawa yang menghiasi hari
Akankah ku dapatkan sahabat hati ?
Yang dapat memahami isi dan suara hati :)

*Ayu P

Selasa, 19 Agustus 2014

SuksesKu Tanganmu

Berawal dari kisah berakhirnya putih biruku
ku langkahkan kaki, tekad dan kemauanku
Untukmu kisah Putih Abuku..
Disetiap langkah ku selipkan Cita
Disetiap harap ku selipkan Doa
Hanya untukmu masa depanku
Hanya untukmu kedua Orang tuaku.
Darisinilah kisahku dimulai..
Berbekal secarik kertas dan pena
Ku timbuni otak dengan Ilmu Pengetahuan
Ku penuhi kertas dengan goresam
dan kedua tanganku siap ku satukan
untuk memohon Jalan dan bimbinganMu
sampai akhirnya kisah putih abuku berakhir
Peluh keringat kau bayar dengan kesuksesan
terimakasih Tuhan

Jumat, 15 Agustus 2014

Foto







Kamis, 14 Agustus 2014

Gita


Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.

“Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Gita.
“Iya... Ri, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Qori. Gita

“Masak lo main rahasiaan sama geng sndiri,” tutur temannya lagi.
Gita mendadak gugup. Nggak salah lagi itu Qori. Qori dari geng The SRIES, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah.

Gita nyaris nggak bergerak. Mneyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang barengan dengan teman-teman aja Gita sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Qori. Wah..... Wah....

“Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?” tanya teman Qori.
Deg, Gita nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.

“Iya, anak kelas satu juga. aku memang naksir dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik. Pasti dong banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran,” suara Qori terdengar riang.

Jantung Gita berdegup kencang. Ia semakin yakin , selain dia ngak ada anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gita memang selalu jadi juara satu sejak cawu pertama. Semuanya klop. Mungkin yang dimaksud Qori itu dirinya?.

“Wah, playboy satu ini sudah berketuk lutut. Terus kapan dong kamu nembak dia?” desak temannya.

“Oh my god,” Gita nyaris menahan napas.
“Eh, ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temannya lagi.
“Gita,” jawab Qori.

Kali ini Gita nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Qori naksir dia. Berita ini wajib diceritakan pada sohib-sohibnya.

Pukul setengah tujuh malam, semua persiapan sudah sempurna. Sekarang Qori naksir dia. Primadona sekolah itu menyukai gadis biasa seperti dia. Gita bernyanyi bahagia.
“Kamu nggak sedang melamun Git?” kata Intan sambil terkikik.

“Iya Git, jangan-jangan itu cuma halusinasi aja,” timpal Shafina.
Gita pura-pura merengut sambil berucap “Pendengaranku masih normal dan aku nggak bakalan cerita kalau tahu reaksi kalian begini”.

“Bukan begitu Git, Kalau benar Qori naksir kamu, kok bisa tenang-tenang aja sih?” kata Intan dan Shafina.

Ruth mencoba menengahi. “Kan Qori sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surprise”.
“Udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek paling bahagia di dunia,” ujar Gita tersenyum bahagia.

Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Gita menghambur ke pintu, tapi ternyata yang datang Kak Adi, pacarnya mbak Enes. Keduanya lalu pergi, sementara Mama dan Papanya sudah berangkat ke acara resepsi. Di rumah hanya ada Gita dan mbak Tami.

Gita mulai tidang sabar. SEdari tadi sohib-sohibnya terus menelpon dan membuatnya tambah be te.

“Gita bangaun! Kok ketiduran di sini?” suara Mamanya terdengar sayup. Gita membuka matanya, ternyata Mama dan Papanya sudah pulang.

“O ya, Qori! Astaga, setengah sepuluh malam”Gita melonjak. Ternyata Qori tidak datang dari tadi. Gita mulai kebingungan.

Gita akhirnya ikut ajakan orang tuanya untuk mencari makan malam di luar.
“O ya Gita. Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Nanda, padahal sudah sebulan lo. Kapan-kapan kamu main ke sana ya?” tiba-tiba Mamanya bercerita. Gita cuma mengangguk tanpa semangat.

Ketika melewati rumah Bu Nanda, Gita melihat seorang gadis cantik lekuar dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”, Gita terkejut bukan main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu orang lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar Qori. Mereka berdua kelihatan akrab sekali.

Dengan gemetar Gita bertanya pada Mamanya, “siapa nama gadis itu Ma?
“Kebetulan namanya sama dengan kamu .... Gita,” jawab Mamanya.
Gita terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebodohannya sendiri. Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya Gita terlanjur begitu berharap. Dia merasa marah, kecewa dan ... malu sekali.


Senja


Kecewa, mungkin hanya kata itu yang dapat mewakili apa yang sekarang Senja rasakan. Seketika air matanya pun jatuh berguguran membasahi pipinya yang kemerah-merahan. Air mata Senja yang kini berguguran semakin menjelaskan betapa kecewanya dia. Ya, foto itu. Foto yang membuat rasa kecewa itu ada. Foto itu yang membuat air mata Senja berguguran. seketika mata Senja pun terpejam, ia mulai meraba-raba kembali peristiwa apa yang terjadi dibalik foto tersebut.
Regi, seseorang yang Senja pilih untuk menemani hari-hari Senja yang sepi. Awal pertemuannya dengan Regi diawali di SMA HARAPAN. Tepatnya pada saat penerimaan siswa baru. Senja yang sedang duduk di bangkunya langsung duduk terdiam ketika melihat para anggota osis yang masuk ke kelasnya. Mata Senja pun mulai memperhatikan baik-baik para anggota osis, dan kini pandangannya pun terhenti pada seorang pria yang menurutnya paling manis di antara anggota osis lainnya. Tubuhnya yang tinggi dan style yang keren semakin menujukkan betapa sempurnanya dia ditambah lagi dengan lesung pipi yang membuatnya semakin menawan.
“perkenalkan nama saya Afregi Natadisastra biasa dipanggil Regi” ucapnya dengan lembut
Jantung Senja pun berdetak lebih kencang dari biasanya ketika mendengar suara Regi. Masa orientasi pun kini telah selesai, Senja kini tlah resmi menjadi murid di SMA HARAPAN. Hari demi hari Senja pun mulai akrab dengan Regi. Lucu memang yang awalnya hanya sekedar kakak kelas dan adik kelas lalu berubah menjadi teman dan sekarang Senja dan Regi pun menjadi pasangan kekasih. Memang sangat singkat waktu yang mereka lewati untuk merubah kata teman menjadi kata pacar. Tapi, itulah cinta datang disaat yang tak diduga dan tak tau dimana cinta itu datang.
Tepat tanggal 14 esok hari jadi cinta Senja dan Regi yang ke lima bulan. Selama lima bulan tersebut banyak suka dan duka yang dilewati oleh mereka berdua. Senja pun semakin yakin bahwa Regi adalah yang terbaik dari yang terbaik dari semua cowok yang pernah ia kenal.
1 pesan diterima
Sayang.. nontonnya kita tunda dulu ya diganti sama hari rabu sehabis kita pulang sekolah..
Dengan cepat Senja membalas pesan yang dikirim oleh Regi
Kok di tunda emang kenapa..??
Dengan sabar Senja menunggu balasan dari Regi. Satu menit, dua menit, lima menit.
1 pesan diterima
Kamu kan tau aku ada acara sama anak-anak basket buat sparing bareng
“Sabar Senja jangan nangis jangan nangis, jangan nangis kan masih ada hari lain sabtu ke rabu gak lama kok. Ayo belajar ngertin Regi jangan maunya dingertiin doang” ucap senja dalam hatinya seraya menguatkan dirinya sendiri. Senja pun mulai mengetik balasan pesan dari Regi.
Bukannya itu hari kamis. Kita kan jalannya hari sabtu.
Entah apa yang ada difikiran Senja saat ini. Di satu sisi ia merasa dinomor duakan oleh pacarnya sendiri di sisi lain ia harus belajar mengerti apa keinginan pacarnya.
1 pesan diterima
Anak-anak mintanya hari sabtu yang. Lagian aku juga gak enak kalau enggak ngikut. Kamu kan tau itu udah direncanain dah dari jauh-jauh hari
Senja pun tak bisa menahan lagi air matanya. Airmata yang sedari tadi ia tahan tumpah begitu saja ketika ia membaca pesan yang dikirim oleh Regi untuknya. Senja pun mulai mengetik apa pesan yang akan dikirim olehnya.
Iya aku tau kok
Dengan setia Senja menunggu pasan dari Regi. Tetapi yang didapat oleh Senja adalah kekecewaan. Ini bukan kali pertamanya Regi membatalkan janji yang telah dibuat.
Hari rabu sepulang sekolah dengan setia Senja menunggu Regi keluar kelas. Sambil memutar mutar sedotan pada minumannya Senja menunggu Regi keluar dari kelasnya.
“kamu udah lama ya..? maaf ya cantik gurunya ngoceh mulu jadi lama deh keluarny” kata Regi sambil mengacak ngacak rambut Senja yang tlah tersisir rapi dengan manja.
Salah satu kebiasaan Regi yang membuat Senja semakin sayang olehnya adalah kejadian seperti ini. Regi selalu bisa membuat kebahagian Senja menjadi sempurna dengan caranya sendiri.
“Iya cakep. Kita langsung pulang apa main dulu.” Tanya Senja dengan tatapan yang penuh harapan
“ya langsung pulang lah, nanti dicariin mamah aku diomelin. Ayo pulang sekarang” jawab Regi sambil menarik tangan Senjadan membawa Senja menuju parkiran motor.
Di sepanjang perjalanan pulang Senja berusaha mengubah segala fikiran buruk tentang Regi. Entah apa yang membuat Senja hingga saat ini masih bertahan dengan Regi. Padahal sering kali Regi membuat senja menangis, yang Senja tau ia nyaman ketika berada di samping Regi dan bersama Regi kebahagiannya menjadi sempurna. Ini bukan kali pertamanya Regi membatalkan janji dengan Senja. Regi memang sering membatalkan janji dengan Senja secara tiba-tiba. Sabar!! hanya kata itu yang selalu difikiran Senja saat Regi mengulang kesalahannya.
“Senja.. Ada Regi tuh di luar” teriak mamah
Senja yang sedang membaringkan tubuhnya di tempat tidur langsung bergegas menemui Regi. “akhirnya si pacar ngajak gua nonton juga dari tadi kek kaya gini gak usah nunggu gua galau baru diajak nonton.. ah makin sayang dah ah sama si pacar” kata Senja dalam hati. Senja pun melangkah dengan senyuman yang terus mengembang di pipinya.
Senja pun menatap mata Regi dengan tatapan yang penuh harap..
“sayang..” ucap Regi
“apa..” balas Senja..
“ayo Regi bilang..!! ajak gua nonton apa main jangan cuman di rumah kaya gini” lanjut senja dalam hati
“aku sayang sama kamu tapi maaf buat sekarang kita gak bisa buat sama-sama lagi..” sambung Regi
“emang kamu mau kemana..?”
“aku udah kelas tiga aku mau fokus dulu sama ujian aku.. nanti kalau udah selesai aku pasti sama kamu lagi. Aku harap kamu ngerti sama keadaan aku ini” Regi pun meraih tangan Senja dan menatap mata Senja
“kalau kamu sayang sama aku kenapa kamu ngelepasin aku..? aku kira kamu kesini mau ngajak aku nonton tapi gak taunya kamu malah ngomong kaya gini.. pantesan aja kamu akhir akhir ini berubah enggak taunya kamu minta putus sama aku.” Air mata Senja pun kini mulai menetesi pipinya yang mungil
“Senja maaf”
“udah aku gak apa-apa kok, kamu pulang aja besok kan sekolah lagian udah malem” kata senja seraya menyingkir kan tangan Regi yang mencoba menghapus air mata Senja.
“Senja aku minta maaf”
“kakak Regi aku udah gak apa-apa kok. Aku udah gak mau jadi Senja yang cengeng sekarang kakak Regi pulang ya” Senja pun berusaha mengembangkan senyum kekecewaannya.
“ya udah aku pulang kamu jangan nangis kalau kamu nangis aku gantung di tiang bendera” kata Regi. Ciuman terakhir Regi pun mendarat tepat di kening Senja. Regi pun berjalan menjahui Senja yang terduduk manis di bangku terasnya.
“Jasmine Senja Cantika tunggu aku disitu ya” teriak Regi dari kejauhan
Hanya senyuman manis Senja yang membalas teriakan Regi. Dengan langkah yang berat Senja mulai memasuki kamarnya yang penuh dengan foto-foto bersama Regi. Tak ada lagi ucapan selamat pagi dari Regi tak ada lagi makan siang di dalam kelas, semua kebiasaan yang dilakuakan Regi hanya menjadi kenangan untuk senja. Mata Senja pun kini benar benar terpejam di peluknya foto Regi dengan erat..


Negeri ku

Untukmu Tanah Airku, Untukmu pemersatu Bangsaku
Untukmu para pahlawanku
Ku junjung Pancasilaku, Ku kibar Benderaku
Takan ku biarkan seorangpun meruntuhkanmu
Tikus modern, Teroris ?
 ku takan biarkan mereka menghancurkan dan menggrogotimu
KPK juga perlu bantuan
Polisi juga perlu penyemangat
Densus 88 pun perlu perlindungan
karena merekalah yang kami handalkan
Bapak tertinggi Negara, kami mohon
Perhatikan kami, perhatikan rakyatmu
yang telah relakan nyawanya demi Negeri Indonesia

Rabu, 13 Agustus 2014

Semangat Cinta di SMK

Plak, langkah kakiku berhenti seketika, bukan karena aku capek tapi karena aku terperungkap, dan sialnya lagi semua mata mulai tertuju padaku.
Iya, hari ini hari pertama aku menjalani MOSku di satu sekolah SMK di kota ini.
Namaku ‘Ayu’ aku baru mau masuk SMK, eeh kita lanjut ceritanya dulu ya, aku jatuh karena terburu –buru dalam hal ini, yak karena aku dapet tugas dari kakak Osis disuruh nyari tanda tangan mereka sebanyak 20,  karena aku baru dapet 19 tanda tangan dan waktunya udah mepet ya sudah mau gak mau aku  harus terburu – buru karena harus ngejar kakak Osis yang satu ini, dan akhirnya aku terjerungkur di hadapannya, alhasil tangan dan kakiku luka ya otomatis aku gak bisa bangun sendiri,
Karena seriusnya bersihin lukaku, aku gak sadar kalau kakak Osis yang aku kejar tadi udah ada di depanku dan menundukan badannya sambil nyodorin tangannya kehadapanku, “Kau tak apa cantik?” katanya sambil tersenyum, ya sudah jelas aku kaget denger tu suara ya seketika aku noleh kehadapnnya OMG Hello aku bener bener kaget sekaget kagetnya “duh Tuhan ini pangeran darimana ada di hadapanku, senyumnya itu lho bikin hatiku kretek kretek aja :D” ya tiba tiba aku sadar dari hayalanku karena sodoran tangannya lagi, “Taka pa kak J” aku terburu buru menjawab sambil tersenyum munggil, dipenggang tanganku dan dia bantu aku berdiri “sini kakak bantu dd” sambil membawaku ke aula untuk dapetin P3K, duh senengnya aku kali ini, biarpun ni kaki sama tangan perihnya minta ampun, apalagi tadi pas dibersihin sama cewe jutek pengurus PMR itu, idih males dah aku liatnya.
Singkat cerita ya, biar gak panjang lebar aku ceritainnya, mos ku pun usai (duh leganya) ya hari demi hari ku lewati di sekolah baruku ini, ya karena gua gak pernah liat kakak ganteng itu gua sampe lupa sama tu orang, ya selayaknya siswa yang lain gw sekolah seperti biasanya berangkat jam 7 dan pulang jam 3 sore seperti itulah kegitanku yang udah aku jalanin sekitar 2bulan ini.
Nah kalian kan udah tau kalo hobi aku itu baca dan nulis cerpen pagi ini kelas kosong, seperti biasa aku nongkrong di kursi taman yang ada di halaman sekolahku ya si cantik pena dan buku ini yang nemenin, nah gara gara keasikan nulis cerpen baruku sampe sampe ada mahluk di belakang juga gua gak sadar, biasalah kalo gua udah nulis orang loncat dari gedung lante 3 aja gua juga gak bakalan ngeh, HaHa tolol sekali kan gua,
Sampe sampe nih dia nepuk pundak gua sambil ngomong “selain cantik, kamu berbakat jadi penulis juga ya?”  ya sudahlah tau kan expresi gua kalo udah dikagetin, seketika gua balikin ni badan dan Ya Tuhaan gua bengong di buatnya “duh ni pangeran lho gak bosen bosennya ngagetin gua” ocehan gua dalem hati, dan akhirnya ggua tersadar gara gara tu orang ngomong gini “weh udahan jangan gitu juga expresinya baru liat gua, emang gua jelek jelek bangte ya sampe lho gitu banget liatin guanya” ya gua tersadar sambil senyum dan seketika gua tutup buku gua.
“ Boleh gua ikutan duduk disini ?” katanya
“ Silahkan “ kata gua sambil senyum
“Oh ya, kita belom pernah kenalan, namalho sypa ?” ktanya
J nama gua Ayu, nah lho sypa ?” kata gua sambil nyodorin tangan yang imut ini :D
“ Gua Dwipa J” sautnya
Nah sejak hari itu kita mulai deket, mulai duduk bareng mulai chatt’an, mulai sms’an mulai BM’an mulai Whatshap - whatshap’an, ntahlah gua gak ngerti juga seiring gua jalan sama dia rasa ini mulai tumbuh begitu juga dengan tu orang, dan pada satu hari dia ngajakin pulang bareng.
“ hi non, khe skarang bwa mtor ndak ?” smsnya
Gua balas “ ndk, kenapa ? gua tadi di anter kakak”
“ntr khe pulang sama sypa ?” balesanya
Gua balas “ntah gua juga blom tau,”
“pulang sama gua aj ya,” balesnya
Gua “oke”
Nah gua ktmu dy dparkiran dan gua nbeng sama dia, nah lho ya bukannya dianterin pulang gua malah dia ajak ke taman bunga, disana dia ngungkapin semuanya, semua kata – kata yang memang gua pengin denger,
“cantik kamu tau kan maksudku, maukah kamu ?” katanya
“yes I will” sautku dengan senyuman
“thanks I Love U” sautnya sambil meluk gua
“Love you to” itu kata gua lontarin di pelukan dia
Itu awal dari cerita gua sama dia, ntah kenapa waktu terasa begitu cepat banget, gua jalanin hari – hari gua sama dia, sekolah bareng pulang bareng belajar gua juga bareng,
Gua nikmati hari – hari gua sama dia hari hari yg sangat buat gua bahagia, Karena dia nyayangin gua dengan tulus,
Dan gak gu sadarin seminggu lagi udah semesteran, gua diajak taruhan sama pacar gua, kalo gua dapetin rangking 1 umum gua bakalan di traktir baju,boneka,buku sama makan selama seminggu, tapi kalo dia yang menang gua harus nraktir dia baju, sepatu sama makan selama seminggu.
Ya oke siapa takut, tantangannya itu bikin gua bener bener lebih semangat belajar, gak gua sadarin semesteran udah lewat dan gua tinggal nunggu hasilnya, bakalan ditraktir atau malah nraktir, ya gua harus siap HeHe :D.
Hari ini gua bener bener bosen dari kemarin tu orang gak ada ngabarin gua sama sekali, udah gitu kerjaan gua cuma did pan TV, gua juga lagi gak punya inspirasi apapun makanya gua gak bisa nyalurin hobi gua dulu, sampe akhirnya “dingdung” Hp gua bunyi, cuuuss secepan kilat gua ambil tu Hp, ya ternyata my baby honey Dwipa sms :
“ selamat sore syg, sory baru bsa sms” ktnya
“ sore jga syg, kmna aj khe dri kmrin ?” gua
“sory aku bru bli pulsa, jgn j cmbrut gtu, maaf ya “ dia
“ yasudahlah gak apa J “ gua
“lagi ap, udah maem ?” dia
“ sudah” gua
“ eh non jutek kali, masih inget sma kesepkatan kita kan, jgn pura-pura lupa deh” dia
“inget donk :p” gua
“yasudah siapin aja uang yang banyak ya sayankkk J emuuach :*” dia
“ yak mu jga” gua
“ yaudah mndi sna, aku mau ng’jim dulu” dia
“ yaya” gua
Dan hari ini  pengumuman rangking, gua udah nyiapin uang gua kalo gua kalah tapi moga sih enggak,kalo beneran gua kalah udah malu kantong gua pun akan bolon,
OMG nama dia dipanggil ke depan ya dia dapet rangking satu umum, aisss dengan bangganya dia maju ke depan dan tak lupa noleh ke gua sambil tunjukin senyumnya yang kaya madu itu, nah dia udah tenang, sekarang giliran gua untuk was was, pengumuman udah di umumnin rangking 2 dan 3 udah lewat sekarang tinggal rangking satu aja, nah kalo bukan nama gua dipanggil ya sudah matilah gua….. dan Yuhuuuuuuu nama gua dipanggil guru HeHe bahagianya gua , gua melangkah maju dengan senyum kecil di bibir gua yang nandain gimana senengnya gua sekarang, tak lupa juga gua noleh ke dia, dan yang gua dapeti sodoran jempol kanan dan senyuman manis itu lagi.
Hari ini kebahagiaan gua lengkap karena gua dan dia sama dan seri jadi yasudah uang gak hilang rangking pun dapet, HaHa
Singkat ceritanya liburan pun udah kami lewati ya tau kan akhirnya gua gak dapet apa apa yak karena gua dan dia seri. Tapi boneka tetep gua dapetin
itu gak masalah buat gua yang jelas gua bener – bener bahagia bisa kenal sama dia dan menjadi salah satu bagian dari hidupnya, kita juga bisa tunjukin ke orang – orang kalo kita pacaran gak ganggu pelajaran kita tapi bisa nyemangatin kita buat lebih baik,
Aku sayang kamu Dwipa, I be love you until the end J

Tamat.