Rabu, 01 Oktober 2014

Bukan Sebatas Kata


Hari ini kal pertamai aku menginjakan kaki di sekolah pindahanku ini, namaku Riris seharusnya aku masih duduk di kelas X sih tapi karena percepatan jadi aku sekarang duduk di kelas XI dan juga harus pindah sekolah karena tuntutan beasiswa. Maklumlah aku berasal dari keluarga kalangan menengah kebawah, Ayahku hanya sebagai salah satu karyawan di salah satu Villa dan ibuku hanya pedagang kecil – kecilan jadi kalau bukan karena beasiswa mungkin saja aku harus berenti sekolah.
Sekarang aku duduk di kelas XI IPA1 SMA N 108 Jakarta, pertama kali aku masuk sekolah memang sih beberapa anak terlihat heran dan sinis memandangku tapi beberapa hari kemudian keadaan mulai bisa ku kuasai. Aku mendapat 2 teman (Risa dan Miscale) yang memang dapat mengertiku, sekian bulan bersama mereka, keadaan mulai berubah dari sekedar teman menjadi sahabat.
Tidak seperti yang kalian bayangkan, mereka bukan sama seperti aku, mereka berdua terlahir di kalangaan keluarga menengah ke atas, tapi mereka mengerti dengan semua keadaan ku, mereka tak pernah  marah ataupun berkomentar lebih saat banyak dari tawaran mereka yang aku tolak, bukannya aku tak hargai tapi kalian tau sendiri aku ini bukan orang berdompet aku juga harus benar benar mengirit isi dompetku ini, tak sama seperti mereka yang kalangan redcarpet.
Hari ini kami mendapat undangan ke pesta ulang tahun salah satu anggota di kelas kami, sebelum berangkat  kami berkumpul di rumahnya Miscale, dandananku sederhana tanpa embel-embel apapun, bukannya karena aku males atau gimana, tapi memang inilah yang aku punya, karena melihat dandananku yang mungkin seperti anak pembantu yang mau pergi ke pasar dengan cepatnya mereka menarik tanganku dan langsung mengajaku ke kamarnya si tuan puteri Miscale.
Disini aku diperlakukan selayaknya puteri yang dirias
“Duh  Riris sayang kamu mau ke pesta atau kemana sih ? dandananmu kok hancur adur seperti ini ?” kata Risa
“Ia nih kamu tuh cantik kalo make over sedikit aja, pasti udah kaya piring yang di cuci pakek Sunlite” kata Miscale sambil nyengir
“kalian ini seperti gak tau keadaanku saja” sautku
“(dengan cepatnya ku ditarik mereka) Ayoo beraksi !!!” Kata mereka sambil tertawa
Sampai di kamarnya Miscale  aku duduk di depan meja rias yang sangat besar, mungkin bisa dibilang lebih besar dari almariku di rumah, Risa mendandaniku dari rambut sampai wajahku dan si Miscale yang lagi serius mengobrak abrik lemarinya hanya untuk mencarikanku baju, make over pun selesai dan sekarang waktunya berangkat, jujur ya ini untuk kali pertamanya aku berdandan seperti ini.
Ditengah pestanya Sini tak disengaja baju yang ku pakai kena tumpah minuman aku takut secera ini bukan bajuku, tapi salah dugaanku, ku kira Miscale bakalan marah eh ternyata engga, dia malah kepinjut sama cowo yang tadi numpahin minumannya ke baju yang ku pakai.
Mungkin memang ada kalanya persahabatan itu di uji oleh masalah, pria pada malam itu membuat kami semakin tak bisa terkendalikan, aku, Miscale dan Risa mulai memendam rasa sama pria itu, ini bukan salah kami tapi memang dasar pria itu play boy, bagaimana kami bisa mengelak dengan sosok pria tampan, tinggi, putih, dan berada, bukannya matre tapi rayuannya itu yang membuat kami seperti ini. Risa dan Miscale mulai debat karena saling berebut pria itu, bagaimana gak egois secara mereka memang pacar pria tampan yang bernama Doni itu.
Sudah beberapa hari Risa dan miscale tak saling sapa, mereka acuh selayaknya tak kenal, di pikiran mereka hanyalah “Risa perebut pacarku” dan begitu pula sebaliknya.
sampai satu hari aku pulang dari sekolah dan aku melihat si Doni lagi gandeng pacarnya di taman kota, tanpa pikir panjang segera ku ambil ponsel yang ada di saku belakang tasku dan ku ambil gambar mereka. Karena di ketahui oleh Doni aku cepat cepat lari dan tak sadar mobil telah menabrakku dari belakang, aku terpental dan keadaan yang cukup parah.
Kakiku patah dan kemungkinan tak dapat berjalan lagi,mataku buta,dan aku tidak dapat bicara lagi setelah kejadian itu cukup berat cobaan yang ku rasa, hari-hariku penuh dengan lamunan, sempat ku berfikir untuk berhenti sekolah tapi entah apa yang mendorong kedua sahabatku datang dan berkata “Sekarang kamilah kakimu, kamilah matamu, kamilah suaramu”

Dari hari itu, hari-hariku mulai bangkit, mereka selalu menyemangatiku, menghiburku dan menemaniku, sampai keadaanku pulih dan normal kembali.
Dan sejak hari itu pula aku menyadari bah
wa Sahabat itu bukan sebatas kata.

Jumat, 05 September 2014

Inilah cinta

Cowo : Sayang , lagi ngapain?
Cewe : Kepo banget si
Cowo : Kan aku pacar kamu sayang
Cewe : Yaudah trs kenapa?
Cowo : Gapapa sih , sayang ada waktu
ga
hari ini? Kita ketemuan yuk dicafe
*dicafe
(akhirnya cewe itu pun datang)
Cewe : Ngapain disuruh kesini?
Cowo : *ngasih kotak musik*
Cewe : Apaan coba ini !! Dikirain gue lo
mau
ngasih cincin eh gatau nya malah ini !
Gue
sih juga bisa beli !
Cowo : Itukan tanda cinta ga perlu
mahal
enggaknya sayang , terimalah *sambil
menaruh kotak musik itu ketangan
cewenya*
Cewe : Apaan! Ga romantis ! *sambil
melempar kotak musik itu kejalan raya*
Si cowo langsung berlari dan mengambil
kotak musik itu dijalan raya , tiba-tiba
mobil dgn kencangnya melaju dan
menabrak si cowo . Dan si cowo
terpental
jauh
Cewe : Sayang * :'(si cewe berlari ke
jalan
raya dan memeluk si cowo* dgn sisa
tenaga
si cowo bilang kepada si cewe "terima
lah
ini sayang" *sambil menyerahkan kotak
musik itu kepada si cewe* Dan si cewe
langsung menerimanya dan beberapa
detik
kemudian Tuhan berkehendak lain , dan
si
cowo pun pergi untuk selamanya
Lalu terdengar suara dari kotak musik
itu :
"will you marry me?" dan terbukalah
kotak
itu ada sebuah cincin emas . Si cewe
langsung nangis dan memeluk si cowo
yang
bergelimang darah ;'(
Kalau kamu suka dengan seseorang,
by : Ayugek AntariPutri

Kamis, 04 September 2014

Dygta 'Karena Ku Sayang Kamu'



Seandainya kau ada disini denganku
Mungkin ku takan sendiri
Bayanganmu yang selalu menemaniku hiasai malam sepiku
Ku ingin bersama dirimu, ku takan pernah berpaling darimu, walau kini kau jauh dariku
Kan selalu kun nanti karena ku sayang kamu.
Hati ini selalu memanggil namamu dengarlah melatiku,ku berjnji hanyalah untukmu cintaku takan pernah ada yang lain
Adakah rindu dihatimu seperti rindu yang kursa, sanggupkah ku terus terlena  tanpamu dsisi ku kan selalu menantimu
Seandainya kau ada disini denganku
Mungkin ku takan sendiri
Bayanganmu yang selalu menemaniku hiasai malam sepiku
Ku ingin bersama dirimu, ku takan pernah berpaling darimu, walau kini kau jauh dariku
Kan selalu kun nanti karena ku sayang kamu.
Kan selalu kun nanti karena ku sayang kamu.




Minggu, 31 Agustus 2014

Tawakal

Ini puisi nyata yang aku tulis pas lagi nangis,
ini puisi emang bener nyentuh hatiku


Saat seperti ini
Hanya sastra yang dapat menenangkan
Walau tetesan bening dari mata terus mengalir
Semua masalah ku tuang dalam kertas
Semua beban ku buang dengan pena
Ada kala ingin ku tutup usiaku
Tapi ku sadar itu salah
Ingin ku lari dari semua ini
Tapi ku sadar itu pengecut
Hanya kata sabar yang bisa ku ucap

Sabtu, 30 Agustus 2014

Bersama


Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus, adalah kita..
Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan

Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu......
Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu

Ah
Diluar itu pasir dan debu
Hanya angin meniup saja.........
Lalu hilang ntah kemana

Tapi
Kita tetap mencari, menari
Cuma kita yang tahu
Jiwa ini tandu, maka duduk saja
Semua....
Karena kita adalah satu

*Ayu P

Jumat, 29 Agustus 2014

A3 Ayu P, Ayu K , Arisma


Kamis, 28 Agustus 2014

Bunda

Kuabadikan kau dalam baris-baris puisi imi
Karena aku lahir
Dan sambungan demi sambungan nyawa
Dalam rahim kekalmu

Aku berani menguntai kata demi kata
Hanya karena tutur sapa dan senyum manismu
Tetesan demi tetesan keringat
Selalu kau abadikan
Hanya untuk mendidiku
Melihat, berkaya,hingga akupun berkarya

Bunda..
Aku selalu menyertaimu dalam doaku
Hingga nanti suatu saat
Kau tak lagi memberiku pelukan hangat
Pengantar tidurku


*Horison - Sri wulandari